Rabu, 02 Juni 2021

Wali Kota Makassar terpilih gandeng GeNose UGM atasi COVID-19

Tags





 


 

Nuansa Terkini Makassar, -  Wali Kota Makassar terpilih Moh Ramdhan Pomanto telah menerima kunjungan peneliti Universitas Gajah Mada (UGM) Dr Isnaini dan langsung mengajaknya untuk bekerjasama dalam menangani COVID-19 melalui metode GeNose.


Ramdhan Pomanto di Makassar, Selasa, mengatakan, alat penyaring COVID-19 buatan dalam negeri GeNose C19 yang sudah banyak digunakan di transportasi darat juga dapat dilakukan bagi calon penumpang pesawat udara itu akan menjadi alat pendeteksi demi memutus mata rantai penularan di Makassar.

"Kemarin, saya menerima peneliti dari UGM dan mereka memaparkan mengenai temuan GeNose itu dan kami juga sudah sepakat untuk sama-sama dalam menyelematkan warga melalui tracing," ujarnya.

Ia mengatakan, jadwal pelantikan dirinya bersama pasangannya Fatmawati Rusdi yang dijadwalkan Jumat (26/2) itu, akan langsung dimanfaatkan dengan terjun langsung memetakan dan menyebar GeNose itu kepada masyarakat.

Danny Pomanto--sapaan akrab Ramdhan Pomanto menyatakan jika di tahap pertama itu juga dirinya sudah memesan 1.000 unit GeNose yang langsung akan disebar kepada masyarakat.

"Untuk tahap pertama kita pesan 1.000 unit dan langsung kita sebar. Begitu ada yang terdeteksi langsung ditindaklanjuti oleh anggota satgas dan pemesanan GeNose ini akan berlanjut lagi untuk tahap-tahap selanjutnya," katanya.

Dia menerangkan, 1.000 kantong GeNose yang akan dipesannya beserta mesinnya itu akan disebar kepada masyarakat melalui jaringan RT dan RW untuk tracing warga.

Project Leader GeNose UGM Dr Isnaini mengatakan, pihaknya mengapresiasi program yang akan dilaksanakan Wali Kota Makassar terpilih dengan melibatkan alat pendeteksi COVID-19 temuan anak bangsa sendiri.

"Program ini luar biasa, dibutuhkan keberanian dari seorang pemimpin, karena teknik untuk menghentikan penyebaran COVID-19 ini harus segera serentak, coveragenya harus 85 persen, di bawah itu sulit, di Indonesia hanya 3 persen coveragenya, makanya puncak COVID-19 belum jelas," katanya.