Selasa, 07 Maret 2023

BPS Bantaeng Merilis Pertumbuhan Ekonomi Bantaeng Menungkat 15,45 Persen

Tags

 


Nuansa Terkini Bantaeng, - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkat hingga 15,45% tahun 2022. Pemprov Sulsel berharap capaian ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Sulsel. 

Berdasarkan data BPS, Bantaeng berada di jejeran enam besar daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Lima daerah lainnya yaitu Halmahera Tengah (102,31%), Morowali Utara (36,42%), Morowali (28,21%), Sumbawa Barat (24,14 %) dan Halmahera Selatan (21,34%).

"Ini semua daerah tambang. Hanya Bantaeng yang tidak memiliki tambang," kata Plt Kepala BPS Bantaeng, Mushawwir Arman dalam keterangannya yang diterima wartawan, Senin (6/3/2023).

BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulsel pernah diraih oleh Kabupaten Luwu Timur pada 2010 dengan capaian 13,19 persen. Capaian ini terjadi berkat industri pertambangan yang ada di Sorowako.

Selain Luwu Timur, Kota Makassar pernah mencapai angka tertinggi laju pertumbuhan ekonomi sebesar 10,52 persen pada 2009 silam. Kabupaten Maros pada 2011 silam juga menyentuh 11,24 persen.

Sementara jika dilihat dari sisi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), ekonomi Bantaeng didorong oleh pertumbuhan di sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Perkebunan. Setelah itu ditunjang pula oleh sektor industri.

"Sektor industri ini adalah sektor industri rumahan, UMKM dan industri makanan minum. Termasuk juga industri smelter," papar Mushawwir.

Sementara Pemprov Sulsel mengapresiasi pertumbuhan ekonomi di Bantaeng. Diharapkan daerah lain di Sulsel bisa mengikuti jejak kabupaten berjuluk Butta Toa tersebut.

"Saya berharap pencapaian ini bisa diakselerasi oleh daerah lainnya khususnya di Sulsel," kata Sekretaris Bappelitbangda Sulsel Junaedy B saat dikonfirmasi terpisah.

Junaedy menambahkan, Pemprov Sulsel saat ini telah menggandeng Japan International Coorporation Agency (JICA) untuk mengampanyekan program-program pengembangan kewirausahaan yang telah diterapkan di Bantaeng. Dia berharap, daerah lain memiliki dasar kekuatan ekonomi dari UMKM yang berbasis masyarakat.

"Pemprov bersama JICA tetap mengkampanyekan praktek baik ini (di daerah lain), kemudian kabupaten lain memformulasi sesuai kondisi masing-masing," tuturnya.

Junaedy menambahkan, capaian pertumbuhan ekonomi hingga 15,45 persen adalah catatan sejarah baru di Sulsel. Dia menyebut, capaian ini tidak terlepas dari peran pemerintah daerah yang telah bekerja keras secara terencana dan sistematis.

"Pertumbuhan ekonomi Bantaeng diatas 15 persen telah mengindikasi bahwa Bupati Bantaeng mampu me-manage tiga pilar utama pembangunan," ucap Junaedy.

Dia menyebut, pemerintah juga berhasil menekan angka ketimpangan pendapatan (gini ratio). Sehingga kesenjangan pendapatan bisa diminimalisir dengan baik.

"Termasuk di dalamnya karena pemerintah daerah fokus dalam upaya pengembangan UMKM baru berbasis data P3KE, sehingga dapat dikatakan tepat sasaran," jelas dia.

Sebelumnya Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mengatakan, capaian pertumbuhan ekonomi Bantaeng 15,45 persen dari data BPS 2022 merupakan sebuah kehormatan untuk seluruh masyarakat Kabupaten Bantaeng.

"Bahwa produktivitas sebelum dan pascapandemi senantiasa terjaga dengan baik. Kita bersyukur seluruh capaian yang kita dapat hari ini adalah hasil dari sinergitas dan kolaborasi seluruh elemen khususnya masyarakat yang ada di Kabupaten Bantaeng," imbuh Ilham.

Menurut Ilham, pertumbuhan ekonomi Bantaeng turut ditopang oleh aktivitas pertanian masyarakat. Setelah itu, sektor perdagangan, konstruksi dan industri pengolahan.

"Kita juga bersyukur bahwa aktivitas industri di Kabupaten Bantaeng juga memberikan sumbangsih," kata dia.

Untuk sektor pertanian, data BPS Bantaeng merilis terdapat surplus 11 persen di 2022 dibandingkan 2021 yang menurut Ilham Azikin akan dijaga melalui intervensi pemerintah.